09 Agustus 2009

Infeksi Saluran Kemih

Bila ada kesempatan bakteri jahat akan selalu menyerang tubuh, saluran kemih yang merupakan saluran pembuangan, juga rentan terkena serangan bakteri. Bila banyaknya bakteri bersarang maka terjadilah infeksi saluran kemih (ISK).
Serangan bakteri seringkali tidak menimbulkan gejala sama sekali. Bila gejala yang tidak disadari itu mengenai ibu hamil, maka akibatnya bisa mengerikan resiko keguguran.
Saluran kemih biasanya steril, apabila terdapat mikroba patogen dalam urin, maka bisa dikategorikan sebagai infeksi saluran kemih. Ada beberapa jenis mikroorganisme (bakteri) seperti eschericia coli, Klebsiela, enterobakter, proteus, pseudomonas, enterokokus dan stafilokokus. Eschericia coli merupakan kuman terbanyak yang menjadi biang keladi penyakit ini.
Infeksi saluran kemih bisa menyerang siapa saja, tetapi yang paling rentan terserang adalah wanita. Ada beberapa alasan kenapa wanita yang rentan terhadap penyakit ini:
  • Urethra (saluran yang menghubungkan saluran kemih dengan dunia luar) lebih pendek dibanding laki-laki.
  • Urethra itu berdekatan dengan vagina (vagina tidak steril dan banyak kuman)
  • Wanita tidak memiliki zat antibakteri karena tidak memiliki prostat.
Menurut lokasinya ISK bisa terbagi manjadi ISK bagian bawah (sistitis, urethritis) dan bagian atas (pielonefritis, pielitis). Sedangkan menurut komplikasinya terbagi menjadi: ISK non komplikasi dan ISK komplikasi (kronis atau akut), biasanya terjadi karena ada penyakit lain seperti diabetes melitus, batu maupun kehamilan.
Gejala umum terjadi seperti terasa sakit saat buang air kecil, keadaan ingin buang air tetapi urine yang keluar amat sedikit (anyang-anyangan). Gejala lain bisa terjadi seperti demam, menggigil, nyeri pada perut bagian bawah dan kadang disertai mual.
Selain pemeriksaan laboratorium, diagnosis terhadap ISK dilakukan berdasarkan gejala klinis. ISK bagian bawah terjadi ditandai dengan sakit bila kencing, Anyang-anyangan atau bisa disertai demam. Sementara ISK bagian atas ditandai dengan sakit pinggang dan badan panas.

Pada pemeriksaan laboratorium, seseorang dikatakan terkena ISK bila standar tes kultur/pembiakan mikroorganisme terdapat berbagai jenis bakteri yang jumlahnya lebih dari 10 pangkat 5 CFU (colony forming unit)/mililiter (untuk e.coli dan beberapa jenis kuman lain, tetapi untuk pseudomonas dan enterokokus dengan jumlah yang lebih sedikit dari angka tersebut dikatakan positif).

Penatalaksanaan terhadap ISK bagian bawah atau non komplikasi tanpa adanya kelainan struktural, cukup dengan obat-obatan secara empirik (antibiotik). Sedangkan ISK komplikasi perlu dilakukan penyebabnya, dengan pengamatan melalui ultrasonografi (USG) bahkan bila diperlukan menggunakan ct-scan. Pemeriksaan laboratorium dan pemberian obat merupakan langkah awal dalam pengobatan.

Bagaimana mencegah ISK?

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guna mencegah timbulnya ISK diantaranya:
  • Menjaga kebersihan alat reproduksi
  • Memakai air bersih dan diusahakan yang steril
  • Jangan sering menahan untuk buang air kecil
  • Gunakan sabun antiseptik untuk membersihkan organ intim
  • Segera buang air kecil setelah maupun sebelum melakukan hubungan intim
  • Membersihkan kotoran dari arah depan ke belakang. agar kotoran dari dubur tidak mengenai saluran kemih
  • Periksa secara rutin urine selama masa kehamilan guna mengetahui terinfeksi atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar